Pages

Jumat, 29 Oktober 2010

Budaya atau Membudaya??


Budaya.. menurut saya budaya merupakan sebuah image dari suatu bangsa. Sesuatu yang sudah turun temurun, dan mungkin sudah sangat mendarah daging dari siklus kehidupan suatu negara atau bangsa. Budaya bukanlah sesuatu yang hanya bersifat formalitas dan wajib untuk kita ketahui dari sebuah adat istiadat yang telah lama berlaku di masyarakat. Tapi juga budaya merupakan cerminan dari kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan tiap-tiap Negara. Dan dari kebiasaan-kebiasaan tersebutlah lahir sebuah image..


Pertanyaannya adalah, seperti apa image dari Negara kita Republik Indonesia ini? Bagaimana orang melihat kebudayaan kita? apakah kebudayaan kita bisa menjadi penilaian yang baik dan kebanggaan untuk kita warga negara RI  sendiri…?
Mudah saja mengetahuinya, tanyakan pada orang-orang pendapat mereka tentang Indonesia saat ini, secara global saja, dan dari situlah sebuah penilaian akan kita ketahui.  Bahkan kita pun bisa melihat sendiri dan menyimpulkan sendiri seperti apa keadaan negara kita, walau hanya lewat layar kaca. Rasanya jarang sekali atau malah hampir tak pernah sebuah berita menyiarkan sesuatu yang patut kita kagumi. Ntah itu di televisi, koran atau pun hanya sekedar lembaran edaran yang kita dapat secara cuma-cuma. Cukupkah itu mewakilkan sebuah image yang dapat dinilai masyarakat?? 


KORUPSI, bukan hal yang aneh lagi untuk didengar. Mungkin dari sekian banyak kasus yang banyak tersiar dimedia, 75% berhubungan dengan korupsi. Pernahkah mendengar bahwa korupsi sudah menjadi sesuatu yang membudaya di Indonesia? Inilah yang maksud saya sebuah image atau label dari sebuah negara. image itu bisa positif atau pun negatif tergantung keadaan apa yang sedang dialami suatu negara.. bila dikatakan negatif, memang tidak sepenuhnya segala sesuatu yang telah membudaya di suatu negara itu negatif tapi yang biasa menjadi image atau penilaian terhadap sesuatu adalah berita yang sering atau pun yang mayoritas menjadi topik-topik dari yang selama ini kita dengar dari media. Masalah korupsi tak kunjung terselesaikan dari tahun ketahun, bahkan hanya dalam hitungan bulan saja masalah ini malah semakin berkembang dan herannya lagi, tak jarang tersangka itu merupakan pejabat  yang selama ini berkontribusi banyak terhadap pemerintahan negeri ini. Lalu bisakah ini terelepas dari image sebuah negara kita?? bisakah ini kita jadikan penilaian untuk menentukan bagaimana budaya dalam sebuah negara? jika para pejabat dan petinggi ini sudah mampu membuat label atau cap dari sebuah negara, lalu bagaimana dengan jutaan masyarakat yang selalu menjadikan pemerintahnya sebagai tolak ukur?? budaya mencontek bagi para pelajar, budaya menipu bagi para pedagang di pasar, budaya mengkorup uang perusahaan bagi para karyawan, budaya nepotisme, suap menyuap dll.. 


Power dari para pemuda sudah sangat terbukti berpengaruh terhadap kelangsungan sebuah bangsa, keidealisan, semangat serta kemampuan fisik mereka menjadi senjata untuk bisa objektif dalam menilai sesuatu.. bahkan para pemerintah pun berani mereka tentang! Tapi lihat semakin hari, pemuda seperti ini menjadi mayoritas atau malah minoritas?? Sudah begitu banyak club-club malam menjadi target para pemuda, sudah terlalu banyak pasar-pasar luar negeri yang membidik para pemuda Indonesia untuk membeli barang jutaan rupiah. Pergaulan bebas sudah sangat menenggelamkan emosi mereka, yang seharusnya mereka salurkan untuk menentang para penghianat negeri, keidealisan mereka malah termusnahkan dengan kunjungan-kunjungan malam yang menghilangkan rasa sensitifitas, dan meredam semangat nasionalis dengan godaan-godaan yang hanya akan mendatangkan penyesalan.. Lalu apakah mereka masih mengingat sebagaimana besarnya tanggung jawab mereka terhadap kelangsungan negeri ini? Menganggap bahwa mereka adalah salah satu bagian dari penerus bangsa? siapa yang akan menyadarkan mereka dan membangunkan mereka dari segala mimpi yang melenakan untuk bersama kembali bertanggung jawab terhadap bangsa.. inikah yang akan menjadi sebuah image  negara kita sampai puluhan tahun yang akan datang?? Bahwa pemuda-pemudanya adalah konsumeris barang-barang luar negeri dan target empuk pasar-pasar International??


Saya pernah merasa negeri ini terdiri dari banyak negara, negara-negara yang sangat berbeda jauh, hampir tanpa persamaan. Hampir tak ada rasa persatuan. bahkan mungkin kita seperti menemukan dimensi lain walaupun masih dalam satu negara. sampai kapan kita masih merasa bineka tunggal ika itu masih mengikat saat dihadapkan pada anak-anak jalanan yang mengisi ruas-ruas jalan? Anak-anak yang seharusnya berseragam putih merah berlagak seperti lelaki dewasa dengan tindikan di bibir? Pemuda-pemuda yang gagah yang melompat dari satu omreng ke ompreng yang lain? Ibu-ibu yang selalu menengadah memohon belas kasihan dengan imbalan doa-doanya? Masihkah merasa ikatan itu masih ada? Pernahkah kita mengetahui bagaimana mereka menjalankan kehidupan sehari-hari? Kenalkah mereka dengan apa yang dianamakan undang-undang? Taukah mereka dengan dosa dan pahala? Kenalkah mereka dengan sistem dan pemerintahannya? Mungkin jawabannya tidak. Melihat bagaimana mereka dengan cueknya berpindah dari mobil ke mobil, tangan dan kaki yang utuh mereka pergunakan untuk berjalan dan meminta.. lalu apa arti hidup untuk mereka? Masihkah mereka peduli dengan budaya? Bagi mereka makan saja sudah cukup, dan dengan keras mereka mencari sumbernya.. apapun mereka lakukan. Ya, termasuk dengan cara yang tidak halal, mereka berubah menjadi manusia yang keras, dibentuk oleh lingkungan yang tak mengenal aturan, ditambah dengan kosongnya ilmu pengetahuan.. mereka sulit dikendalikan, dan mereka sudah sangat tak tehitung jumlahnya, ribuan bahkan jutaan.. dan mereka hidup satu tanah air, satu bangsa, satu negara dengan kita, dengan jumlahnya yang kian lama makin membeludak! Terlepaskah urusan ini jika ingin membentuk budaya yang membanggakan?? Masih bisa kita menutup mata melihat keadaan begini? Menutup mata dan menganggap bahwa semua BAIK-BAIK SAJA?!.  


Selasa, 19 Oktober 2010

AIR


Pernahkah kau duduk sejenak, memperhatikan air yang mengalir, air terjun, air sungai atau air hujan. Apa yang kau rasakan?

Belum lagi ketika kau bisa mendengar suara tetesannya, atau pun arusnya yang begitu deras.. indah bukan?

Murni dan bening. Itulah air, wujud aslinya tak dapat dibohongi.

Ada kesejukan yang terasa ketika air mengalir, ada pesan damai yang berusaha ia sampaikan lewat alunannya yang syahdu, dan keindahan yang terpancar dari kebeningannya..

Begitu istimewanya air itu, tidak saja dengan wujudnya yang indah atau dengan suaranya yang begitu melenakan, tapi juga manfaat yang ia berikan.

Apa gunanya hidup ini tanpa air? Tidak usahlah bertahun lamanya, tiga harii saja tanpa air, dapatkah manusia menjalankan segala rutinitasnya? Begitu lemahnya manusia itu baru saja tanpa air sudahlah tak berdaya, mengapa masih juga porak pongah layaknya dapat hidup seorang diri.

Lalu, coba lagi pikirkan sejenak, siapakah yang mampu menciptakan atom demi atom, partikel demi partikel dalam jumlah yang tak terkira, menyatu sehingga menjadi zat cair yang menjadikannya sumber dari kehidupan? Ya..... Allah lah yang menjadikan air menjadi sumber kehidupan yang paling sempurna.Pepohonan yang tumbuh, rerumputan dan bunga-bunga yang indah, akankah ada tanpa air?

Lalu bagaimana lagi keindahan Sang Penciptanya? Yang menciptakan bukan saja sumber kehidupan melainkan kehidupan itu sendiri bersama dengan perjalanannya yang sudah Ia rancang dengan begitu elok dan penuh misteri. Subhanallah !
 

Ya, jadilah seperti air, dengan kemurniannya, keasliannya, dan kesederhanaannya yang justru membuatnya terlihat begitu cantik dan dingin. Mengalir…mengalir dan terus mengalir melewati jeram-jeram dan tebing curam tanpa lelah dan tetap terus menjaga kemerduan suaranya. Menebarkan manfaat pada siapa pun yang ditemuinya, melahirkan sumber-sumber kehidupan yang bening, murni, yang luhur, yang mengabdi kepada Sang Penciptanya, Allah SWT.

"Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu mengembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (AN-NAHL10-11)